KAUM ALMARHUM
Mungkinkah Gus Dur Percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur...? Kelihatannya beliau memang percaya, sebab Gus Dur selalu gigih dan sungguh-sungguh membela ideologinya itu. Padahal, hal tersebut sangat merepotkan para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
Jawaban beliau "SAYA DATANG KE MAKAM KARENA SAYA TAHU, MEREKA YANG MATI TIDAK PUNYA KEPENTINGAN LAGI".
MARAH MELALUI SURAT
Pasangan Gus Dur - Sinta Nuriyah tak pernah tampak "BENTROK" terang-terangan di depan orang lain. Namun bukan berarti rumah tangga beliau selalu berjalan mulus dalam mengarungi kehidupan. Sesekali ada juga ganjalan di antara Gus Dur dan Sinta Nuriyah. Hanya saja menurut Ibu Sinta Nuriyah atau Nyai Abdurrahman Wahid, kalau ada permasalah beliau menyampaikannya secara tertulis.
Alasan beliau sangat logis. "Kalau disampaikan langsung bisa bertengkar. Namun dengan surat, saya (Gus Dur) bisa mengungkapkan isi hati sepenuhnya, dan dia (Sinta Nuriyah) bisa memahaminya dengan tenang. Waktu mau tidur, dia (Sinta Nuriyah) menjawab surat saya (Gus Dur) dengan menjelaskan semua yang menjadi persoalan"
RAJUNGAN DAN SPREI
Gus Dur punya humor tentang seks. Tentunya sebatas humor halal dengan latar belakang suami istri. Salah satunya kisah sepasang suami-istri yang baru saja menyantap rajungan (sejenis kepiting). Malam harinya, mereka tidur bersama. Si suami merasakan hubungan intimnya begitu mantap, serasa pengantin baru. Sang suami bertanya, "ISTRIKU, HABIS MAKAN RAJUNGAN, KOK BISA RAPET BEGINI YA...?" Sang istripun langsung menjawab, "RAJUNGAN APAAN, WONG POCUK SPREI KATUT".
KHATIB TENTARA
Suatu ketika seorang Danramil (Komandan Rayon Militer) memberikan khutbah Jum'at. Setiap khutbah Jum'at, selalu ada wasiat tentang ketaqwaan dari sang khatib. Kalau seorang Kiyai yang jadi khatib, biasanya mengatakan, "Marilah kata bertaqwa kepada Allah". Tetapi karena yang khutbah kali ini seorang tentara, bahasa tentaranya pun keluar. Disaat dia menyampaikan wasiat taqwa ada tambahan...."Awas ya, kalau tidak".
Cukup sekian dulu.....
Capek gan.....
Besok-besok dilanjut lagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar